Bursa Asia Menghijau Kurs Dolar Australia Ikut Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Menghijaunya bursa saham Asia pada perdagangan Kamis (29/7/2021) membuat dolar Australia juga menguat melawan rupiah hingga menembus ke atas Rp 10.700/US$. Rupiah sebenarnya juga mendapat sentimen positif dari penguatan bursa saham Asia, tetapi sayangnya terbebani tingginya kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Pada pukul 14:23 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.710,21 dolar Australia menguat 0,24% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dolar Australia punya kaitan erat dengan pergerakan bursa saham sebab menjadi indikator perekonomian. Kala bursa saham menguat, artinya pelaku pasar optimistis perekonomian membaik. Saat perekonomian membaik, maka permintaan komoditas dari Australia akan meningkat.
Bursa saham Asia khususnya China dan Hong Kong di pekan ini mengalami gejolak, mengalami aksi jual yang masif, pada akhirnya menyeret bursa utama lainnya.
Sementara pada perdagangan hari ini, bursa saham Asia kompak menguat, indeks Hang Seng Hong Kong bahkan memimpin penguatan nyaris 3%, disusul indeks Shanghai Composite China 1,5%.
Penguatan bursa saham Asia menjadi indikasi membaiknya sentimen pelaku pasar Saat itu terjadi, aliran modal biasanya masuk ke negara emerging market yang memiliki imbal hasil tinggi seperti Indonesia. Rupiah pun bisa bertenaga.
Sayangnya, kasus Covid-19 di Indonesia yang kembali mendekati 50.000 orang perhari membuat pelaku pasar lebih berhati-hati, aliran modal pun tersendat.
Kemarin, jumlah kasus baru dilaporkan sebanyak 47.791 orang, naik dari hari sebelumnya 45.203 orang. Padahal di hari Senin penambahan kasus baru berada di bawah angka 30.000, menjadi yang terendah dalam 3 pekan terakhir.
Jika kasus Covid-19 masih terus tinggi, tentunya ada risiko pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 yang lebih luas ditunda.
Hal tersebut tentunya berisiko membuat perekonomian Indonesia tertekan lagi di kuartal III-2021. Radhika Rao, Ekonom DBS, bahkan memprediksi adanya kontraksi di kuartal ini.
Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang termasuk Indonesia akibat kenaikan kasus Covid-19.
IMF dalam laporan terbarunya kini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi ASEAN 5 (Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand, Vietnam) di tahun ini sebesar 4,3%, turun dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan April lalu sebesar 4,9%.
"Prospek pertumbuhan ekonomi untuk India diturunkan akibat serangan Covid-19 gelombang kedua yang parah pada Maret hingga Mei, dan pemulihan diperkirakan akan berjalan lambat. Dinamika yang sama juga terjadi di ASEAN 5, dimana penyebaran virus corona terbaru menyebabkan kemerosotan aktivitas ekonomi," tulis IMF dalam laporannya yang dirilis Senin (28/7/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
0 Response to "Bursa Asia Menghijau Kurs Dolar Australia Ikut Melesat"
Post a Comment