Kebijakan Keras Xi Jinping Tak Berpengaruh ke Bitcoin China

Jakarta, CNBC Indonesia - Ternyata produksi Bitcoin sudah turun drastis sebelum China menerapkan aturan ketat untuk penambangan Bitcoin. Ini merupakan hasil penelitian dari University of Cambridge.

Menurut penelitian Cambridge pada April lalu komputer yang terhubung ke jaringan Bitcoin global, yang dikenal sebagai "hash rate" turun ke 46% dari sebelumnya mencapai 75,5% pada September 2019.

Pada periode yang sama, hash rate Amerika Serikat melonjak menjadi 16,8% dari sebelumnya hanya 4% dan menjadikan negara yang dipimpin Joe Biden ini sebagai produsen Bitcoin terbesar kedua. Pangsa Kazakstan juga naik menjadi 8%. Selanjutnya ada Rusia dan Iran.


Penelitian ini memberikan pandangan sekilas tentang tren global penambangan bitcoin, di tengah meningkatnya kekhawatiran dari investor uang kripto tentang bagaimana cryptocurrency diproduksi.

Penurunan kekuatan pertambangan China terjadi menjelang tindakan keras oleh China pada penambangan dan perdagangan bitcoin pada akhir Mei, dengan alasan risiko keuangan yang mendasarinya, seperti dilansir dari Reuters, Senin (19/7/2021).

Pusat pertambangan utama Tiongkok termasuk Sichuan, Mongolia Dalam, dan Xinjiang telah mengeluarkan langkah-langkah untuk melumpuhkan industri pertambangan Bitcoin. Hal ini membuat banyak penambang memindahkan produksinya ke tempat lain termasuk Texas atau Kazakhstan.

Bagian China dari kekuatan produksi bitcoin global turun tajam bahkan sebelum tindakan keras baru-baru ini oleh otoritasnya pada penambangan cryptocurrency, penelitian oleh University of Cambridge menunjukkan pada hari Kamis.

China telah lama menjadi pusat penambangan cryptocurrency global, sebuah proses yang intensif energi. Banyak penambang bitcoin di China menggunakan bahan bakar fosil termasuk batu bara, memicu kekhawatiran atas jejak lingkungan bitcoin.


[Gambas:Video CNBC]

(roy/roy)

0 Response to "Kebijakan Keras Xi Jinping Tak Berpengaruh ke Bitcoin China"

Post a Comment